6 Isi Latar Belakang Masalah di Skripsi Mahasiswa

6 Isi Latar Belakang Masalah – Di dunia akademik, terutama saat penulisan skripsi, bagian Latar Belakang Masalah adalah pondasi pertama yang harus dibangun dengan sangat hati-hati. Sebab, bagian inilah yang sering kali menjadi cermin dari pemahaman dan kedalaman pemikiran mahasiswa tentang topik yang dipilih. Namun, ada kalanya mahasiswa justru “kecele” dengan menyusun latar belakang yang justru bikin dosen tepuk jidat. Ini dia, enam isi latar belakang masalah dalam skripsi yang bisa bikin dosen hilang akal.

1. Latar Belakang yang Tidak Relevan dengan Masalah Utama

Bayangkan, Anda memilih topik skripsi tentang “Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat”, namun latar belakang yang Anda tulis malah berfokus pada sejarah perkembangan internet secara umum slot bonus new member 100. Apa relevansi antara sejarah internet dengan konsumsi masyarakat? Tentu saja, dosen akan kebingungan dan tepuk jidat. Latar belakang harus langsung mengarah pada masalah yang akan diteliti, jangan berlarian ke hal-hal yang tidak ada hubungannya.

2. Mengulang Poin yang Sudah Terlalu Umum

Menulis latar belakang dengan menyebutkan hal-hal yang sudah banyak diketahui orang tanpa ada kejelasan tentang relevansinya adalah salah satu cara tercepat untuk membuat dosen menggelengkan kepala. Misalnya, menulis, “Saat ini, dunia digital sedang berkembang pesat…” – ya, semua orang sudah tahu itu. Bagaimana itu berhubungan dengan topik Anda? Jangan sampai latar belakang Anda terasa seperti pengantar yang sudah basi.

3. Terlalu Banyak Kutipan Tanpa Penjelasan

Kutipan memang penting, namun jika terlalu banyak dimasukkan tanpa penjelasan yang jelas, ini justru akan membuat dosen bingung. Latar belakang bukan tempat untuk menumpuk kutipan, tetapi untuk menjelaskan kenapa topik yang Anda pilih penting. Jangan biarkan dosen menghabiskan waktu hanya untuk menebak-nebak apa yang sebenarnya ingin Anda sampaikan slot bet 200.

4. Kesalahan Identifikasi Masalah

Ada kalanya mahasiswa mengidentifikasi masalah dengan sangat umum, seperti “masalah sosial”. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial? Itu terlalu luas. Masalah yang dipilih harus spesifik dan dapat diukur. Latar belakang Anda harus memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang akan diteliti, bukan sekadar menyebutkan hal-hal yang tidak jelas dan samar.

5. Argumen yang Tidak Didukung Fakta

Berdasarkan survei atau riset yang dilakukan, jika Anda mengemukakan argumen yang tidak dilandasi dengan data dan fakta yang solid, maka latar belakang Anda akan kehilangan kredibilitas. Dosen tidak akan menerima begitu saja klaim yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi jika data yang Anda bawa sangat lemah atau tidak relevan, dosen pasti akan bertanya-tanya, “Dari mana angka ini?”

6. Latar Belakang yang Hanya Mengulang Masalah yang Sudah Sering Ditulis

Jika Anda berpikir dengan menulis masalah yang sama dengan skripsi tahun lalu bisa membuat Anda lebih mudah, coba pikirkan lagi. Menulis latar belakang dengan hanya mengulang masalah yang sudah dibahas oleh banyak orang sebelumnya, tanpa menambah sudut pandang atau pendekatan baru, hanya akan membuat dosen merasa bahwa Anda sedang mencari jalan pintas.

Tidak jarang dosen akan merasa “tepuk jidat” karena latar belakang yang tidak berbobot dan tidak jelas arahnya depo 10k. Padahal, inilah bagian pertama yang harus bisa menunjukkan seberapa jauh Anda memahami masalah yang akan diteliti. Maka, berhati-hatilah dalam merancang latar belakang masalah yang akan Anda gunakan dalam skripsi.